TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.1_GALUH CGP KARANGASEM

PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS MELALUI  MEDIA AUDIO, AUDIO VISUAL DAN GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA  PADA PEMBELAJARAN    PRESENT CONTINUOUS TENSE

PGP-1-Kabupaten Karangasem-Galuh Mutini Pilikampai-1.1-Tindakan Aksi Nyata

1.1 LATAR BELAKANG

Pendidikan adalah suatu proses  yang dinamis yang setiap saat menuntut perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik dan membawa nilai-nilai positif pelakunya,  Terus bergerak maju adalah keharusan dalam  penyelenggaraan pendidikan. Perubahan pendidikan haruslah mengikuti perubahan zaman dan kondisi peserta didik nya. Meskipun pendidikan selalu berubah mengikuti perkembangan jaman tetapi pendidikan tidak boleh larut dalam perubahan  jaman itu sendiri. Ada nilai-nilai yang harus di jaga yang berakar kepada kearifan  nilai-nilai budaya masa lalu yang masih tetap terjaga sampai saat ini.

Selain itu pendidikan menurut filosofi pendidikan Ki Hadjar Dewantara  adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat.

Menuntun segala kekuatan kodrat bisa di mulai dari lingkup yang paling kecil yaitu di ruang-ruang pembelajaran di mana guru dan siswa berinteraksi secara langsung. Peran guru menciptakan suasana merdeka  belajar yang nyaman dan membuat murid bahagia dan bersemangat untuk mengikuti  pembelajaran dari awal sampai akhir. Selain itu guru juga harus mampu menggali dan mengembangkan potensi murid dan mengakomodasi karakteristik masing-masing peserta didik untuk mewujudkan murid yang selamat dan bahagia.

Usaha yang bisa kita lakukan sebagai guru adalah mendesain sebuah pembelajaran yang lengkap dengan materi dan tugas-tugas untuk mengukur capaian kompetensi siswa dengan memperhatikan salah satu dasar pendidikan dari Ki Hajar Dewantara yaitu azas trikon yang meliputi:

1. Kontinyu berarti  pendidikan haruslah berkembang secara terus-menerus dan berkesinambungan. Untuk menghasilkan sesuatu maksimal diperlukan proses yang maksimal karena pendidikan bukanlah sebuah magic tetapi di hasilkan dengan tahapan-tahapan dan proses yang panjang yang penuh dengan perencanaan.

2. Konvergen berarti  pendidikan juga harus mampu beradaptasi dengan perkembangan  jaman dan teknik-teknik yang lain yang mendukung berhasilnya pendidikan tersebut, tetapi tidak meninggalkan akar budaya asalnya.

3.   Konsentris berarti  perkembangan pendidikan haruslah menghargai keunikan, keragaman dan harus memerdekakan peserta didik tetapi harus berdasarkan kepribadian kita sendiri. Hal ini selaras dengan tujuan pendidikan yaitu menuntun tumbuh kembang anak secara maksimal sesuai dengan karakter dan kebudayaannya sendiri.

Berdasar penjelasan di atas maka penyelenggaraan pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru melainkan  berpusat kepada murid. Berpusat kepada murid artinya guru harus mampu mengupayakan agar murid terjaga semangat untuk selalu ingin belajar dan ini bukanlah hal mudah. Keberhasilan murid  dalam  belajar ditentukan oleh kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Ada sebuah ungkapan  murid yang kreatif lahir dari guru-guru yang kreatif.  Murid-murid yang kreatif adalah hasil dari guru yang kreatif dalam mengelola pembelajaran dengan memanfaatkan potensi yang ada pada diri setiap murid. Kreatifitas guru dalam membuat tagihan-tagihan pada setiap kompetensi dasar akan menumbuhkan murid-murid yang antusias dan bersemangat dalam menyelesaikan tugas karena guru sudah memberikan wadah bagi mereka untuk bisa mengekspresikan capaian kompetensi mereka melalui tugas yang bervariasi sesuai dengan kreatifitas, minat dan  tentu saja dengan perkembangan jaman di mana murid tumbuh dan berkembang. Tetapi bukan hal yang mudah untuk menuju capaian tersebut, menjadikan murid aktif, kreatif dan bersemangat dalam pembelajaran terutama dalam menyelesaikan tugas.

Untuk bisa mengelola pembelajaran dan menggali segala potensi siswa  maka  seorang guru harus memiliki kompetensi profesional yang utuh dan menyeluruh, dalam mengelola proses belajar mengajar agar dapat  menyelesaikan setiap permasalahan di kelas.  Beberapa contoh  permasalahan di kelas yang sering terjadi adalah :  murid kurang fokus dalam mengikuti   proses belajar mengajar, murid kurang semangat  dalam menghadapi pelajaran sampai kepada  murid tidak sungguh-sungguh dan kurang semangat menyelesaikan   tugas-tugas yang diberikan. Dari semua masalah yang sudah disebutkan, yang menjadi fokus tulisan ini yaitu mencari solusi atas permasalahan siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.

Faktor-faktor penyebab siswa kurang semangat dalam menyelesaikan tugas diantaranya adalah murid kurang mengerti manfaat tugas yang di berikan dan  tugas yang diberikan monoton,  kurang menyenangkan serta menantang.

Salah satu solusi yang di tawarkan adalah dengan menerapkan metode pemberian tugas. Metode pemberian tugas adalah merupakan suatu metode mengajar yang diterapkan dalam proses pembelajaran, yang biasa disebut dengan metode pemberian tugas. Menurut Mulyasa, (2005) metode pemberian tugas merupakan cara penyajian bahan pelajaran.  Pada metode pemberian tugas ini guru memberikan tugas yang harus dikerjakan murid, baik secara individual atau pun secara kelompok. Tempat penyelesaian tugas tergantung keleluasaan murid, bisa di sekolah , dirumah atau pun di tempat lain yang dapat mendukung penyelesaian tugas tersebut. Sementara waktu penyelesaian tergantung kesepakatan antara guru dan murid. Metode pemberian tugas ini bertujuan untuk melatih terhadap materi yang sudah didiskusikan di ruang kelas dan juga melatih tanggung jawab akan tugas yang diberikan.  Senada dengan hal tersebut, Roestiyah  (2001 :132) mengatakan teknik pemberian tugas memiliki tujuan agar siswa menghasilkan hasil belajar yang lebih mantap, karena siswa melaksanakan latihan-latihan selama melakukan tugas, sehingga pengalaman siswa dalam mempelajari sesuatu menjadi lebih terintegrasi.

        Dari dua pengertian di atas, dapat di simpul kan bahwa metode pemberian tugas adalah suatu metode pembelajaran dengan pemberian tugas kepada siswa sebagai bentuk implementasi pemahaman siswa terhadap kompetensi tertentu yang bisa di kerjakan secara individu maupun kelompok dengan tidak terbatas tempat tetapi ada kesepakatan waktu untuk penyelesaiannya.

    Sebelum menerapkan metode pemberian tugas, seyogyanya guru sudah memahami agar dapat memberikan penjelasan kepada murid terkait  hal-hal berikut :

1.     Tujuan penugasan

2.     Bentuk pelaksanaan tugas

3.     Manfaat tugas

4.     Bentuk tugas

5.     Tempat dan waktu penyelesaian tugas

6.     Memberikan dorongan dan bimbingan

7.     Memberikan penilaian

Selain itu, guru juga harus paham jenis-jenis tugas yang bisa di terapkan untuk membantu proses pembelajaran dan sesuai dengan tuntutan kompetensi yang akan di capai. Adapun jenis-jenis tugas itu meliputi :

1.     Tugas membuat rangkuman

2.     Tugas membuat makalah

3.     Menyelesaikan soal

4.     Tugas mengadakan observasi

5.     Tugas mempraktekkan sesuatu

6.     Tugas mendemonstrasikan observasi

Metode pemberian tugas juga mempunyai kelebihan-kelebihan. Adapun kelebihan-kelebihannya antara lain:

1. Dapat memupuk rasa percaya diri

2. Dapat membina kebiasaan murid untuk mencari, mengolah dan menginformasikan dan mengkomunikasikan sendiri

3.  Dapat mendorong semangat belajar sehingga murid tidak jenuh

4.  Dapat membina tanggung jawab dan disiplin murid

5.  Dapat mengembangkan kreativitas

6.  Dapat mengembangkan pola berfikir dan ketrampilan siswa

Setelah guru memberikan penjelasan tentang hak-hal yang terkait  dengan metode pemberian tugas, maka jenis tugas juga harus disepakati tentunya yang sesuai dengan  capaian kompetensi yang di targetkan.

Untuk lebih membawa suasana merdeka belajar dan meningkatkan kreativitas murid maka penambahan audio, audio visual dan grafis akan diterapkan sehingga murid bisa memilih jenis tugas yang sesuai dengan minat, kemampuan serta  kreativitas nya.

Media audio (media dengar) adalah media yang isi pesannya hanya diterima melalui indera pendengaran. Dengan kata lain, media audio berkaitan dengan indera pendengaran. Contoh sederhana dari media audio adalah rekaman suara. Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur suara gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yaitu media audio dan media visual. Contoh sederhana dari media audio visual adalah video. Media grafis adalah suatu penyajian secara visual yang menggunakan titik-titik, garis-garis, gambar-gambar, tulisan atau simbol visual yang lain dengan maksud untuk mengikhtisarkan, menggambarkan dan merangkum suatu ide, data atau kejadian. Secara umum fungsi media grafis untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Contoh sederhana dari media grafis adalah poster, komik, kartun.      

Berdasar latar belakang di atas, maka penulis merancang aksi nyata di kelas IX SMPN3 Amlapura dengan judul “Penerapan Metode Pemberian Tugas melalui Media AudioAudio Visual dan Grafis Untuk Meningkatkan Kompetensi  Siswa Pada Pembelajaran Present Continuous Tense.

 

1.2 DESKRIPSI AKSI NYATA

         Tindakan aksi nyata di mulai dengan menulis rancangan dengan mengacu kepada suasana merdeka belajar bagi murid yang  disesuaikan dengan kondisi di masa pandemi dan era teknologi. Setelah rancangan  tindakan selesai, hal yang pertama di lakukan penulis adalah berkomunikasi dengan pimpinan sekolah selaku manajer tertinggi di sekolah. Selanjutnya penulis  berkomunikasi dengan murid untuk dijadikan kelas penggerak, yaitu kelas percontohan bagi kelas-kelas yang lain. Cara menentukan kelas penggerak adalah dengan melihat respon yang paling banyak dari kelas tertentu ketika ada penawaran untuk menjadi  volunteer percontohan bagi kelas-kelas yang lain. Komunikasi dengan murid di lakukan melalui WA group. Setelah ijin dari pimpinan sekolah dan kelas penggerak di peroleh maka penulis menyiapkan rancangan kegiatan untuk diterapkan bersama dengan kelas penggerak.

          Pemberian materi dilakukan secara daring dan luring, dengan satu kali pertemuan secara luring dan dua kali pertemuan secara daring. Penyampaian materi present continuous tense di berikan secara daring sementara penjelasan tentang pemberian tugas di laksanakan secara luring agar murid lebih paham tentang pemberian tugas dan jenis tugas yang akan dipilih. Meskipun penulis menetapkan kelas penggerak sebagai contoh dan motivator bagi kelas-kelas yang lain tetapi pemberian materi dilakukan secara merata kepada kelas-kelas lain dan murid-murid di luar kelas penggerak di beri kesempatan yang sama untuk memilih jenis tugas, baik itu di kerjakan secara individu atau pun kelompok. Bagi murid yang belum mampu memberikan  sebuah lagu beserta teks lagu yang tidak lengkap untuk dilengkapi dengan kata-kata yang betul sesuai dengan lirik lagu tersebut.

Penjelasan dan contoh-contoh  jenis tugas juga bisa di peroleh murid melalui sumber yang belajar yang lain, seperti dari internet.

 

 1.3 HASIL AKSI NYATA

Hasil yang diperoleh dari tindakan aksi nyata “Penerapan Metode Pemberian Tugas melalui Media AudioAudioVisual dan Grafis Untuk Meningkatkan Kompetensi Siswa Pada Pembelajaran Present Continuous Tense diuraikan sebagai berikut :

1.  Guru menerapkan merdeka belajar yang berpusat pada murid tanpa meninggalkan bimbingan dan tuntunan bagi murid-murid yang mengalami kendala pada saat mengikuti proses pembelajaran khususnya dalam penyelesaian tugas. Bimbingan dan tuntunan dilakukan melalui  daring (WA, Google Meet) dan luring pada saat jadwal piket.

2.  Murid-murid merasa lebih semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan dalam menyelesaikan tugas yang berbeda dengan tugas-tugas pada pembelajaran sebelumnya.

3.    Adanya kesepakatan antara guru dan murid dalam memilih  jenis tugas yang sesuai dengan minat dan kemampuan mereka, jadwal pengumpulan tugas dan tempat pengerjaan tugas serta kebebasan dalam mengerjakan tugas  secara individu atau berkelompok.

4.   Karakter disiplin, gotong royong dan mandiri secara tidak langsung akan terbentuk lebih maksimal lagi.

5.   Tugas yang menantang akan membuat murid akan mengeksplorasi lebih banyak lagi baik mengenai materi maupun tugas yang harus di selesaikan

 

1.4 REFLEKSI  TINDAKAN AKSI NYATA

       Berdasarkan  hasil tindakan aksi nyata masih banyak yang perlu di perbaiki untuk menuju kesempurnaan baik bagi guru terutama bagi murid. Hal-hal baik yang sudah diterapkan akan dipertahankan untuk di tingkatkan menjadi lebih baik lagi. Sementara kekurangan-kekurangan yang terjadi baik pada saat perekrutan kelas penggerak, proses pembelajaran, pemberian tugas dan kekurangan murid dalam berteknlogi sederhana  akan di carikan solusinya sehingga guru dan murid akan merasa nyaman dalam berkegiatan di kelas.

Tidak dipungkiri bahwa proses ini tidak mudah karena memperkenalkan hal yang baru kepada murid dengan sentuhan teknologi dalam mengerjakan tugas. Komunikasi tidak hanya terbatas pada saat pembelajaran secara daring tetapi juga di luar pembelajaran melalui WA,  saat murid mengalami kendala baik dalam memahami materi maupun dalam menyelesaikan  tugas.

        Murid yang belum mampu menyelesaikan tugas melalui bentuk media yang ditawarkan bisa mengerjakan secara manual atau pun dengan melengkapi lirik lagu bertemakan present continuous tense.

 

1.5 RENCANA PERBAIKAN AKSI NYATA DI MASA MENDATANG

 Berdasar refleksi yang dilakukan baik oleh guru dan murid, maka di masa yang akan datang tentu saja akan dilakukan perbaikan-perbaikan agar metode pemberian tugas ini bisa diterapkan tidak hanya pada satu mata pelajaran tetapi ke beberapa mata pelajaran yang lain yang memungkinkan. Kekurangan murid dalam berteknologi sederhana juga di jadikan cacatan agar ke depannya sekolah memberikan fasilitas bagi murid untuk meningkatkan ketrampilan nya dalam teknologi informasi.

 

1.6    CONTOH HASIL TUGAS MURID

                What are the people doing now?

                           1.6.1 Dalam bentuk grafis (poster)

                                         What are my friends all over the world doing?





                     What are my family doing now?





                   What are my friends all over Indonesia doing now?






What are my friends in Bali doing now?








   1.6.2. Dalam bentuk audio visual (video)



                    -          https://youtu.be/YobM8x8dAFI

                    -          https://youtu.be/rLeDrjxGcJY


 1.6.3 Dalam bentuk audio (voice record)





1.7  DOKUMENTASI AKSI TINDAK NYATA

 

        https://youtu.be/uW-56I1_zBo

 



DAFTAR PUSTAKA

Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Professional. Bandung. PT. Remaja Rosda Karya

Roestiyah NK., Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2001.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 3.1-GALUH MUTINI PILIKAMPAI-CGP KARANGASEM

3.1.a.8. Koneksi Antarmateri Modul 3.1